LOPOU NI MANSEN PURBA SH

Ase hubahen pe lopou on aima ase dong ianan manippan lanjar paradeihon nahusuratkon sadokah ni on pakon na laho roh. Sonai homa do age tulisan atap surat ni halak pasal na huparadei in, lang tarsibar atap boi iparujahon simbuei. Hira songon perpustakaan ma on, gariada boi homa do holi gabe ianan mardiskusi.

My Photo
Name:
Location: Medan, Sumatera Utara, Indonesia

Bani KTP-ku tarsurat do: Nama lengkap: Mansen Purba SH; Jenis kelamin: Pria, Tempat/tgl. lahir: Pematang Raya, 03-06-1937. Kawin/Tidak kawin: Kawin; Agama: Protestan (ai ma Kristen Protestan); Pekerjaan: Dosen IKIP Medan (hape namin Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, ai domma humbani tahun 1972 nari au pensiun hun IKIP Medan); Alamat: Jl. Karya No. 155; RT/RW: Lk XI; Kelurahan/Desa: K. Berombak ; Kecamatan: Medan Barat). Piga-piga hasoman na umposo, sonon do nini au: "Pak Mansen adalah tokoh awam Gereja dan tokoh budaya Simalungun yang bagi saya menjadi sumber inspirasi dan Guru." (Elvina Simanjuntak, aktivis gereja, tinggal di P. Siantar). "Tak berlebihan bila saya merasa MP dalam waktu yang singkat telah menjadi Guru bagi saya. Guru dengan G besar. Ia menjadi Guru bagi saya tentang Simalungun, tentang bagaimana 'menjadi dan sebagai' orang Simalungun yang oleh orang Simalungun kerap diartikan sebagai MarSimalungun." (Eben Ezer Siadari, wartawan) Jadi ise do ahu sasittongni? Nasiam ma simada balosni, dobkonsi ibasa nasiam nahusuratkon i lopou on. Diatei tupa ma.

05 June 2008

SEJARAH SIMALUNGUN 1)

oleh Mansen Purba SH


Judul makalah yang diminta dari saya adalah Sejarah Simalungun dan Pesannya Bagi Generasi Muda. Judul tersebut menimbulkan dugaan, generasi muda Simalungun ingin mendiskusikan sejarah Simalungun. Mungkin didorong oleh keingin-tahuan yang sedang ditumbuh-kembangkan di kalangan mahasiswa. Mungkin juga karena ingin mendengar aneka versi sejarah Simalungun yang tampaknya memang masih ada beberapa versi. Atau mungkin juga hanya karena latah mau ikut-ikutan martarombo, yakni menelusuri silsilah marga dari penuturan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan di abad ke-20 baru-baru ini dituliskan dan dianggap sebagai sejarah walaupun tanpa menggunakan metode penelitian sejarah.

Sementara itu, judul tadipun masih perlu penjelasan apa yang dimaksud dengan ‘Simalungun’. Pada hakekatnya, ‘Simalungun’ adalah sebuah nama.

Sejak awal abad ke-20, nama ‘Simalungun’ digunakan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk wilayah pemerintahan bawahan dari wilayah Keresidenan Sumatera Timur, yakni yang disebut Simeloengoen en Karolanden. Yang dimaksud dengan Simeloengoen (=Simalungun) adalah Kerajaan Siantar, Kerajaan Tanoh Jawa, Kerajaan Panei, Kerajaan Dolog Silou, Kerajaan Raya, Kerajaan Purba dan Kerajaan Silimakuta, yang masing-masing menandatangani semacam perjanjian (dikenal sebagai Korte Verklaring, ‘Perjanjian Pendek’) dengan Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1904 (dan diperbaharui tahun 1907).

Hampir bersamaan dengan pembentukan wilayah pemerintahan Simeloengoen en Karolanden tadi, nama ‘Simalungun’ digunakan sebagai nama suku bagi penduduk yang menghuni 7 Kerajaan-Kerajaan di Simeloengoenlanden tadi. Sebagai nama suku, sebutan ‘Simalungun’ digunakan untuk keseluruhan penduduk 7 Kerajaan-Kerajaan tadi, walaupun sebutan ‘Simalungun’ jarang digunakan penduduk (dan pemerintahan) masing-masing Kerajaan, karena mereka tetap membedakan penduduknya dengan sebutan dalam bahasa Simalungun, yakni dengan menggunakan kata sin atau par, misalnya sin Raya, sini Panei, sini Purba, par Siantar.

Sejak masa itu pulalah nama Simalungun sering digunakan sebagai nama suku. 2) Tetapi tidak hanya untuk penduduk 7 Kerajaan-Kerajaan tadi, tetapi semua penduduk Sumatera Utara yang mempunyai budaya yang sama dengan budaya penduduk yang ada di 7 Kerajaan-Kerajaan tadi, yang tersebar di Deli Serdang (dan Bedagai), di Asahan, di Dairi, di Karo.

Bersamaan dengan digunakannya sebutan ‘Simalungun’ sebagai nama suku, sebutan yang digunakan sebelumnya, yakni ‘Batak Timur’, atau ‘Timoerlanden’, semakin jarang digunakan.

Satu suku bangsa dibedakan dari suku bangsa lainnya karena adanya perbedaan budaya. Saya sering mengatakan kepada sesama Simalungun, budaya do palegankon Simalungun humbani suku bangsa na legan. Simalungun akan tetap ada dan eksis (walaupun populasinya tidak banyak) jika halak Simalungun mempertahankan budaya yang membedakannya dari suku bangsa lain. Sebaliknya, jika tidak mau lagi mempertahankan budaya yang membedakannya dengan suku lain, dan lebih suka ‘menyesuaikan’ diri dengan budaya suku lain, halak Simalungun akan menghilang dari muka bumi ini.

Dulu, penduduk halak Simalungun yang menundukkan diri ke budaya suku Melayu, diberi julukan domma salih gabe malayu. Baik karena memeluk agama Islam, atau karena pindah ke wilayah yang penduduknya halak Melayu, atau karena manundalhon arihan (yakni yang bermakna membelot dari Kerajaan yang ada di sukunya, untuk kemudian menundukkan diri kepada penguasa wilayah di luar Simalungun). Ada juga yang salih jadi Karo, biasanya karena tinggal di wilayah yang berpenduduk Karo.

Sebaliknya, halak Toba (dan atau par Samosir) banyak yang salih jadi Simalungun. Konon, menurut TBA Purba Tambak (almarhum), sejak awal berdirinya Harajaon Dolog Silou, 3) sudah ada marga Simarmata dan marga Sipayung di Dolog Silou, dan tidak ada marga Sinaga. Mereka itu sudah salih menjadi Simalungun. Proses salih terjadi karena seseorang meninggalkan budaya asalnya dan menjadikan budaya setempat menjadi budayanya.
Jadi, dalam pengertian budaya do palegankon suku bangsa, Simalungun akan tetap eksis sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia (dan dunia) sepanjang masih ada yang memelihara budayanya, yakni yang disebut budaya Simalungun, sepanjang masih ada yang mau menjadi halak Simalungun (dalam arti berbudaya Simalungun).

Dengan demikian mudah-mudahan semakin jelas apa yang kita maksud dengan ‘Simalungun’ dalam konteks ‘Sejarah Simalungun’. Ternyata yang kita mau diskusikan bukan ‘Sejarah Kabupaten Simalungun’, bukan asal usul (tarombo) halak Simalungun, tetapi sejarah suku bangsa yang kini masih eksis sebagai salah satu suku bangsa yang mempunyai budaya yang berbeda dengan suku bangsa lainnya (walaupun ada persamaan), yang sejak awal abad ke-20 dinamakan suku Simalungun, dan budayanya disebut budaya Simalungun.

Seperti sudah dikemukan tadi, sejak awal abad ke-20 sebutan Simalungun semakin sering digunakan kepada satu suku bangsa yang tinggal di 7 Kerajaan di wilayah Simeloengoenlanden dan wilayah-wilayah sekitarnya (yang kemudian dimasukkan menjadi wilayah pemerintahan yang bertetangga dengan 7 Kerjaan tadi (yang kini menjadi Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Kota Tebing Tingi, Kabupaten Asahan, Kabupaten Tobasa, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo). Sebelumnya, lebih sering digunakan nama kewarga-negaraan penduduk, seperti sini Panei (untuk rakyat Kerajaan Panei), par Sordang (sebutan untuk rakyat Kesultanan Serdang). Sementara ‘orang luar’ yang datang berkunjung atau meleliti ke wilayah yang dihuni halak Simalungun, lebih suka menggunakan sebutan Batak Timur, mungkin karena berdiam di wilayah sebelah Timur rumpun-suku Batak lainnya.
Di kalangan penulis halak Simalungun, masih banyak yang berpendapat bahwa sebelum Belanda melebarkan sayap penjajahannya ke wilayah berpenduduk Simalungun (dan menemukan fakta adanya 7 Kerajaan), terdapat 4 Kerajaan di Simalungun, yang disebut Raja Maroppat, yakni Silou, Panei, Siantar dan Tanoh Jawa. Bahkan ada yang yakin bahwa sebutan Raja Maroppat adalah konsep Simalungun. Sudah pernah saya kemukakan bahwa sebutan Raja Maroppat berasal dari konsep tuha peuet-nya Kesultanan Aceh saat meluaskan pengaruhnya ke kawasan Sumatera Timur. Namun pendapat tadi tidak berubah. 4)

Ada pula yang berpendapat, sebelum ada Raja Maroppat, hanya ada satu Kerajaan, yakni Kerajaan Silou.

Tetapi dalam satu hal. sepertinya semuanya sepakat, yakni tadinya hanya satu Kerajaan, yakni Kerajaan Nagur.

Jika kelak dapat diterima sebagai kebenaran sejarah bahwa rakyat Nagurlah yang mewariskan kebudayaan yang di kemudian hari dikenal dengan sebutan kebudayaan Simalungun, maka hal itu berarti kebudayaan Simalungun sudah teruji di wilayah ini selama lebih kurang 14 abad, karena konon Nagur sudah tercantum dalam naskah Cina dari abad ke-6, masih eksis dan dicatat oleh Marco Polo (abad ke-13) dengan nama ‘Nagore’ atau ‘Nakur’, masih eksis pada saat Pinto mencatat (abad ke-16) bahwa Nagur meminta bantuan Portugis yang berkedudukan di Malaka karena mendapat serangan dari Aceh, dan bahwa Encyclopedi Ned. Indie mencatat Nagur dapat bertahan dari invasi Johor dan Siak. Ketika pada penghujung abad ke-19 Belanda menginjakkan kakinya ke wilayah yang dihuni penduduk pewaris kebudayaan rakyat Nagur tadi, masih ditemuinya kebudayaan yang sama di 7 Kerajaan yang di kemudian hari disebutnya sebagai kawasan Simeloengoen, bahkan sama dengan kebudayaan sebagian rakyat yang tersebar di sekeliling Simeloengoen.

Menjadi jelas kiranya, dengan memberikan judul ‘Sejarah Simalungun’ sebagai awal diskusi kita di seminar kali ini, penyelenggara seminar mencoba manarik minat kita untuk senantiasa bertanya mau dikemanakan Simalungun ini.

Mungkin pertanyaan itulah yang mengilhami penyelenggara seminar untuk menambahkan kata-kata ‘dan Pesannya Bagi Generasi Muda’, sehingga judul yang dimintakan kepada saya adalah Sejarah Simalungun dan Pesannya Bagi Generasi Muda.

Sengaja saya menghindar dari memberikan pesan, karena pesan yang diselipkan pada penulisan sejarah akan bias dengan objektipitas yang dibutuhkan oleh sejarah.***



1) Makalah yang disampaikan pada Seminar Sejarah dan Eksistensi Simalungun yang diselenggarakan oleh HIMAPSI UNIMED tanggal 31 Mei 2008.

2) Banyak yang berpendapat bahwa Simalungun adalah sub suku atau sub etnik, yakni sub dari suku Batak. Namun saya makin meragukannya, karena tampaknya yang ada adalah suku Toba, suku Anggkola dan Mandailing, suku Karo, suku Simalungun, dan suku Pakpak (mudah-mudahan urutannya sesuai dengan populasi masing-masing suku). Berdasarkan adanya beberapa persamaan budayanya, peneliti mengelompokkan suku-suku tadi (termasuk Gayo?) menjadi rumpun suku yang disebut ‘Batak’. Yang berarti tidak ada suku Batak. Dengan demikian, Simalungun adalah salah satu suku dalam rumpun Batak.

3) Kerajaan Dolog Silou muncul menggantikan Kerajaan Silou yang terpecah dua. Menurut perhitungan beliau, terjadi pada pertengahan abad ke-17.

4) Prof. Dr. W.B. Sijabat mengakui “dari data-data yang telah terkumpul dapat kita ketahui bahwa system raja berempat ini ialah hasil pengaruh system pemerintahan di Aceh yang diterapkan di Sumatera Utara”. Lihat
Rondahaim, sebuah kisah kepahlawanan menentang penjajahan di Simalungun, Bina Budaya Simalungun; Medan – 1993; hal. 48

12 September 2006

Aha Do Morga

Aha do morga? Anggo dong sungkun-sungkun sisonon, balos na somal ai ma ia morga ai ma panggoranion patuduhkon hasusuran ni sipamakei morga ai. Jadi, anggo Purba morgaku, ai ma mangkatahon hasusuran ni Purba au mangihutkon bapa na marmorga Purba. Sadalan hujin boi ma homa hataonkon ia morga ai ma panggoranion dompak hasadaon ni jolma sisada hasusuran hinan.

Anggo sibar sonai dassa parsahapan ra do mintor marsijaloan do, halani na parhatongon do ia morgadiri in naniboan tubuh do in marihuthon bapa namatorasdiri. Tanda ma homa in na dong do bapadiri, janah iakuhon bapadiri in do anakni do diri.
Tapi anggo isusur hubabouhon marhitei namanungkunhon: ganup do na samorga tongon si sada hasusuran?

Mambalosi sungkun-sungkun on, somalni pangkei ma jolma. Ai age pe samah Saragih, lang tarpajojor sintong ni si sada hasusuran sidea i Simalungun on; paling ma isusur hu babouhon gabe dong gan hasadaon bona, tapi seng i Simalungun on be, i dipar ai do paima gabe Simalungun. Ai pe lape tontu Saragih hinan panggoranion tingki ijai; dob ijon pe ase igoran Saragih. Sonai do homa Purba, maningon irik lobei itambahkon panggoranion bani tupang ni morga in ase marsijaloan tongon ma si sada hasusuran, usihanni Purba Pakpak ganup si sada hasusuran, Purba Tambak si sada hasusuran hinan, tapi Purba Pakpak pakon Purba Tambak, age samah Purba, lang be sisada hasusuran. Gan, samah Damanik pe lape tontu si sada hasusuran, ai paima roh hujon par ‘bariba’ na gabe Raja Siantar, domma dong hinan gan Damanik, ai ma Raja Nagur nidokan. Seng nabotoh atap sonai do homa Sinaga, mardingat na dong do homa Silalahi hinan gabe Sinaga dob ijon, hape Sinaga pakon Silalahi sedo na sakkabona i Tapanuli.

Anggo sonin do hatoranganni, sipatangkason ma use balos nongkan na mangkatahon ia morga ai ma panggoranion ni si sada hasusuran. Ai dong sintongni, tapi dong homa lang sintongni. Halani ai ma ase tubuh uhur marsipangkasan use, ai aha do tongon morga in?

Ase mintor haru tangkas banta aha parayakkan ni manangkasi pangarusion pasal morga on, dear gakni palobei napatongah ijon piga-piga pahara na patubuhkon uhur na marsisungkunan.

Saor ibotoh hita, atap na sonaha ai sapari gabe iparhatongon halak do ronsi sondahan on, opat dassa gan morga banta Simalungun, ai ma Sinaga, Saragih, Damanik pakon Purba.

Ipapondok Pdt. J. Wismar Saragih ondi do panggoranion bani na opat morga on gabe Si Sa Da Pur (si sada dapur?). Anggo nabasai pe buku-buku, na opat morga on do morga ni Simalungun, hansi pe bani buku ni T.B.A. Purba Tambak ‘Sejarah Simalungun;, songon na isobut 5 bona ni morga halani legan do gan Purba Tambak humbani Purba Pakpak. Mangihutkon Seminar Kebudayaan Simalungun tahun 1965 pe gan sonai do. Humbani na opat on do gabe martupang gabe bahat, songon Saragih Sumbayak, Saragih Garingging, ronsi Saragih na legannari ai; sonai do homa Purba Tambak, Purba Sigumonrong, Purba Pakpak ronsi Purba na legannai ai; sonai homa ma Sinaga pakon Damanik.
Halani sonai iparhatongon simbuei, gabe sonai ma homa isuratkon GKPS bani buku pardingatan Jubileum 80 Tahun GKPS na marhata Inggeris:’The Simalungun Protestant Church in Indonesia, a brief history’, Pematang Siantar 1983. Bani halaman 6 ihatahon: The Simalungun people have only four main marga (clans)’ (Bani halak Simalungun opat dassa morga).

Santorap bani sada parbualan, dong do songgot sungkun-sungkun ni sada hasoman, nini:’Anggo opat dassa dahkam morga i Simalungun, hanami on na so si sada hasusuran pakon sada pe lang morga na opat ai, seng be Smalungun hanami?’
Nanget do namin isungkun, seng pala marantup rimas ni uhur, tapi halani ai ma use gabe songon na lungun uhur. Ulang ma marhitei na ihatahon simbuei opat dassa morga ni Simalungun, gabe dong humbanta Simalungun na mangahapkon lang ipadihut ia. Hape ahap na so ipadihut ai ma tang sipaetan ahapkonon ni jolma. Pori bai horja adat ondi ma ai, na patut hinan sidiloon diri, hape lang idilo, taratei-atei do pangahap, dokah pardingat age pe sip mando diri. Age bani na mar-Kristen on, apala na ipadihut ai do hita ipaluah, itatap Naibata, mambaen malas uhurta, ipadihut Naibata homa hita bani horja harajaonNi, ai do na pamalas uhur.

Marhalanihon ni in ma deba mambaen tubuh uhur patangkashon mase tongon ihatahon opat hassa morga i Simalungun. Ai aha do hape morga on mambahen na opat hassa? Ai anggo panggoranion bani hasusuran do, sedo opat hassa, ai seng tarsusuri ganup morga na adong i Simalungun hu bani na opat in, gariada samah Purba pe sedo si sada hasusuran. Seng homa tarparnalang hasimalungunonni age pe lang masuk morgani hu bani na opat morga in. Gariada, nini T.B.A. Purba Tambak santorap sanggah na marbuali hanami, mangihutkon pardingatni sapari seng dong Sinaga i Dolog Silou. Sipayung do dong. Saor ibotoh hita seng si sada hasusuran Sinaga pakon Sipayung hassi pe hotop ihatahon halak masuk Sinaga do Sipayung.

Pasal mase opat hassa, ongga do tahun 1930 ibahen Pdt. J. Wismar Saragih ondi suratni bani Harungguan ni Raja-Raja Simalungun na marrunggu i Pamatang Siantar, mangindo ase itotapkon Raja-Raja tupang ni morga hinan gabe morga, ase buei homa morganta ijon songon bani na legan. Balos ni Raja-Raja ia sonon: Sintong do hatorangan pakon tujuanmu ai, tapi iahap hanami Raja-Raja Simalungun, lape jumpah panorangni mangubah ai.

Humbani balos in naidah, na boi hinan do hape seng opat hassa itotapkon, asal ma jumpah panorangni. Anggo sonai dong hinan do tujuanni nahinan mambaen na opat hassa itotapkon hassi pe gakni namin seng opat hassa. Gabe urah ma naarusi, mase anggo sonai dong na gabe i-Sinaga-hon age pe seng Sinaga hinan, i-Saragih-kon age pe seng Saragih hinan, i-Damanik-kon age pe seng Damanik hinan, i-Purba-hon age pe seng Purba hinan. Sedo pitah panorang parpudi on hassa masa ai atap bani panorang Raja-Raja parpudi i Simalungun, atap ilobei ni ai, tapi daoh naijia pe masa do ai.
Boi do idahonta ai anggo iirik-irik hita tuturian parroh ni Raja-Raja na dong i Simalungun on sapari. Bani buku ‘Garingging’ binatur ni Taralamsyah Garingging, ihatahon do ia Saragih Garingging na gabe Raja manipat i Raya, ai ma hasusuran ni si Pinangsori na roh hun Ajinembah (i Kabupaten Karo sonari). Age pe seng dong hinan morga Saragih Garingging i Ajinembah naijia age sonari, dob das sidea i Raya marmorga Saragih Garingging do sidea. Paima das ia hu Raya, tuluy do gan ia i Tikkos, hunjai ma dihut rap odor pakonsi na marmorga Sigumonrong; tuluy hu Hinalang, gabe dihut ma mangodorhon na marmorga Sitopu. Paima das sidea i Raya, domma margoran Raya Simbolon goran ni talun in, tanoh ni Raja Nagur.

Tarsonai ma homa Purba Tambak na gabe Raja i Silou, na gabe Dolog Silou. Nini T.B.A. Purba Tambak bani bukuni ‘Sejarah Simalungun’, hun Pagarruyung hinan do gan nalobeini ni sidea, hunjai hu Natal, dob ai hu Singkel, lopus dompak Simalungun on, marianan i Tambak, horja ni marjuma bawang, gabe morgani Purba Tambak Bawang. Pahoppu ni in ma na iboruhon Raja Nagur, na gabe Raja Silou na parlobei.
Pori napatangkas aha hinan morga ni sidea paima das i tanoh ni Raja Nagur, tontu sedo Purba hinan. Dob ijon do ase igorankon Purba, anjaha palegankonsi pakon Purba na dob dong, ibahen ma goranni Purba Tambak. Sonai homa use ipudian ni ari gabe dong Tambak Bawang, Tambak Tualang, Tambak Lombang, pakon nalegannari ai.

Sonai homa ma turi-turian pasal pardong ni Purba Pakpak na gabe Raja i Purba. Hun Pakpak hinan do gan, dob ijon gabe Purba Pakpak.

Damanik na gabe Raja Siantar pe gan na roh do in iboruhon Tuan Silampuyang marmorga Saragih, dobni gabe Raja Siantar.

Sinaga na gabe Raja Tanoh Jawa pe gan, nalobei ni sidea ai ma hun Huta Urat i Samosir, gabe parlajang, das i Tanoh Jawa nanirajaanni morga Sitanggang. Dobni gabe soluk Sinaga gabe Raja i Tanoh Jawa.

Humbani haganupan in naidah, na dob dong hinan do Raja dapotonkon ni sidea in i Simalungun on, janah marhitei na iboruhon sidea i Simalungun on gabe Simalungun ma sidea ipudian ni ari janah morga ni sidea in pe dihut isimalungunkon, ai ma marhitei na mambaen morgani mangihutkon morga na dong i Simalungun. Masa do sonon age ipudian ni ari. Boi pe buaton usihan sondahan on, na Silalahi hinan gabe Sinaga mangihuthon morga Sinaga na dob dong ijon. Deba hunjin bani panorang parpudi on mulak use gabe Silalahi, halani seng dong be na mangaturhon maningon Sinaga ia.

Mulak hu bani sungkun-sungkun nongkan, mase maningon hu bani na opat morga on ipadomu ganup sagala morga na dong in? Mase lang lima, onom, atap sapuluh, atap bilangan na legannari. Tongon do nani songon pangkatahon ni T.B.A. Purba Tambak bani bukiuni nasinobut nongkan, ‘sering orang menyebut bahwa di Simalungun mulanya hanya terdiri dari empat marga, yaitu Purba, Damanik, Sinaga dan Saragih. Mungkin pendapat ini hanya dapat diterima semasa Kerajaan Nagur’. Atap halani na opat morga on do hassa Raja-Raja i Simalungun on sapari gabe itotapkon gabe opat hassa morga i Simalungun.

Saor ibotoh hita, ia i Dolog Silou, Panei pakon Purba, marmorga Purba do Raja sapari; i Raya marmorga Saragih, i Siantar marmorga Damanik, i Tanoh Jawa marmorga Sinaga. Dear naondolhon banta, Rajani do marmorga sonai, anggo harajaonni seng pitah samorgahon ni Raja.

Anggo sonai do tontu boi ma hataonkon, ia morga sedo panggoranonkon hu bani si sada hasusuran hinan, hassi pe panorang parpudi on susur morga ni bapa hu bani niombahni bei. Tapi topatan ma ra hatahonon, (sapari) morga ai ma panggoranion palegankon holmouan ni na sada humbani na sadanari ibagas ranggi ni pargoluhon sa Simalungun sapari, tontu romban hu bani haporluan naijia ia. Halani ai, anggo sapari porlu maningon opat dassa, sonari on atap seng porlu be maningon opat hassa morga. Songon parninggan ni Raja-Raja bani tahun 1930 ia, tingki ia lape jumpah panorangni mangubah ai. Pori manggoluh ope sidea sonari, atap hatahonon ni sidea ma: sonari seng pala maningon opat hassa morga i Simalungun, hassi pe luar ni sidea ai lang be luar ni Raja-Raja, tapi luar ni partuha-partuha bani adat.

Tarlobih bani panorang on, seng be dong parayakanni manggogohkon mangkatahon opat hassa morga i Simalungun (sondahan on). Gariada patubuh uhur na marsipaetekan do sonai. In homa, sasintongni pe seng opat hassa anggo hasusuran do pangarusionta pasal morga in. In homa, sedo parmorgaonta in patuduhkon na Simalungun hita, tapi budayanta do. Ai ma ase pag do diri mangkatahon, age pe ihargahon morgani, anggo seng ihargahon be budaya Simalungun (ibagas pangarusion ihagoluhkon), bai dokahni seng targorankon be Simalungun ia. Paling ma morgani in patuduhkon na Simalungun hinan hape nalobeini.

Banta pe i GKPS, tarlobih ibagas naparorotkon hasadaonta, ra bahatan ma harugianni anggo dihut hita homa mangkatahon opat dassa morga i Simalungun.
Anggo sonai, piga do? Anggo ningku, nassa bahat ni na dong sonari. Ai pori nabaen

Susukkara GKPS (Daftar Anggota Synode Bolon pakon Daftar goran na legannari, tarsonon ma goran-goran ni morga na ipakei hita: Munthe, Girsang, Damanik, Saragih, Purba, Sinaga, Sipayung, Dasuha, Sumbayak, Siboro, Simarmata, Sitopu, Dajawak, Malau, Simanihuruk, Simanjorang, Haloho, Garingging, Turnip, Siadari, Sidauruk, Sidebang, Sebayang, Tambak, Lingga, Sidadolog, Sinurat, Sitanggang, Tarigan, Surbakti.

(Natuntuni do na pajojor lang palobei iatur-atur).
Bani na ginoranan in, dong ope morga na legannari na lape tarsobut, tapi dong bani buku-buku nanisobut nongkan, ai ma: Tambunsaribu, Sidagambir, Sidahapittu, Ambarita, Soula, Pakpak, Tanjung, Sitio, Simaibang, Silalahi, Tomok, Sarasan, Dadihoyong, Dasalak, Simandalahi, Sidahologan, Rappogos, Gurning, Limbong, Tondang.
Pori dong na legannari sobali ni in (halani sedo na tinuntunan gabe lang masuk, tapi halani na so binotoh do), sadokah Simalungun do nini ia, janah tongon do ihagoluhkon budaya Simalungun, dihut do homa etongon Simalungun.

Anggo dong na marsihol ni uhur marsipasadaan, songon Sumbayak pakon Garingging marsiakuan na sada do sidea samah Saragih, tontu dearhonsi ma ai. Tapi anggo dong Sumbayak na mangkatahon legan do Sumbayaknami pakon Sumbayak na legannari ai (porini do on), tontu seng pala mahua. Pitah sada ma na ulang; ai ma anggo nagogohkon napangkatahon na susur humbani morgadiri do morga ni hasoman, hape seng marosuh hasoman sonai anjaha lape tontu tongon sonai, tontu boi ma ai mangkorhon parjungilan na so porlu. Sonai homa do anggo sai nagogohkon mangkatahon morga sonon hinan do ho sapari, maningon paubahonmu do morgamu songon morga sapari ia, boi ma ai anggo marosuh ia. Tapi seng pala pahata-hataon pori morga pinakeini sonari ai pe tong ipakei anggo marosuhan do ia sonai.

Ra dong humbanta na mambere panimbangion, anggo sonin ma in roh seda ni ma adatta. Anggo ningku, seng dong mangkorhon aha pe lang hu bani paradaton. Ai sedo morga manontuhon hajongjonganta bani paradaton, tapi tutur do. Boi do Purba na sada gabe tondong-ni-tondong ni Purba na sadanari. Boi do palegan-legan morga tapi songon na saamang sainang halani marsanina-sapanganonkon; ai ma na ‘sarindan ma sarondung’ nidokan.

Ai ma deba palegankon hita pakon Karo sonai Toba. Anggo i Karo, parlobei do morga manontuhon hajongjongon ibagas paradaton, dob ai pe ase tutur. Hunjai ma roh ‘merga si lima tutur si walu’ nidokan anggo i Karo. I Toba pe morga do manontuhon hajongjonganni ibagas paradaton. Anggo domma samorga, ‘dongantubu’ ma, anggo tubuh ni boru Purba ia, ipartondong ma ganupan Purba age pori Anakboru-mintori-ni do tulangni on.

Boi do homa sonai parlegan ni pangarusion pasal morga: atap seng na dos hinan pangarusionta pakon pangarusion ni simbalogta.
Medan, Juni 1984

(‘Aha do Morga’ on ongga ma ipatongah ibagas Majalah ‘Ambilan Barita’ No. 124, Agustus 1984, hal. 45-50, na iterbitkon GKPS).

11 September 2006

Pamatang Raya 100 Tahun Nasalpu



Sanggah patorsahon parbukuanku ahu, tarhona do au mangulaki mambasa ‘Riwayat Hidup ni Jason Saragih, Pensiunan Guru Kepala Sekolah Rakyat 6 Tahun, Pamatang Raya’.
Mangkela B.A.S. (ondi) do, ai ma hela ni Oppung Jason ondi, na margoran Dermalim Sinaga, sapari mambere buku in bakku.

Talup-talup, surat tangan ni Oppung ondi do ‘Riwayat Hidup’ in, iketik B.A.S ma in tahun 1962, janah tahun 1980-an, copy-ni ibere bakku. Ai ma ase bani lambar parpudi (humbani 32 lambar), isuratkon B.A.S. do sonon:

‘Keterangan dari penyalin: Riwayat Hidup almahum J. SARAGIH ini sebenarnya belum siap (tammat), berhubung oleh karena kesehatan almarhum tidak memungkinkan lagi untuk menulis (mengarang) sambungannya seterusnya, hingga uraian yang terdahulu baru merupakan sebahagian tingkat permulaan, sedang mengenai sepak-terjangnya / perjuangan almarhum sepanjang sisa hayatnya, belum terdapat didalamnya.
‘Tulisan ini telah siap pada akhir bulan Maret 1962 y.l., sementara menantikan sambungannya yang tak kunjung ada hingga sampai pada saat almarhum menghembuskan nafasnya yang terakhir, yaitu pada tanggal 30 Maret 1963 di Medan, yang pada tanggal 1 April 1963 jenazah almarhum dengan tenang dan damai dikebumikan di komplek perumahan sendiri di Pamatang Raya Kabupaten Simalungun.
‘Tg. Morawa, 8 April 1963
’Penyalin,
’(B.A.S.)’


Isurahon Oppung Jason ondi do ase dua bagian ‘Riwayat Hidup’ ni on. Ai bani ‘Lobei ni Hata’ isuratkon do, Bagian Parlobei (Bab I) ai ma ‘ganup barita hun bani ompung das hu bani nasi bapa haganup’. Bagian Paduahon (Bab II) ai ma ‘ganup barita ni Jason Saragih pakon anak, boru pakon pahompu deba, na sompat masuk bani buku on’.
Hape, songon nasinobut ni panalin nongkan, Dob siap Bagian Parlobei, Bagian Paduahon na saud isuratkon pitah das hu bani Pasal 6 dassa, ‘Marsikolah Guru’, ai pe sibar na das ia i Depok, marsikolah guru.

Bani Bagian Paduahon in ma marbarita ia pasal Pamatang Raya naijia, nanididahni, nanidageini, humbani tahun 1904 das hu bani tahun 1911, tar 100 tahun na salpu. Hape huta nabinaritahon ni in ma na laho bahenon pamatang ni Kabupaten Simalungun, anggo saud do.

Sonon ma isuratkon Jason Saragih pasal Raya 100 tahun na salpu (pakon pardasni i Depok, lanjar sibar jin ma na soppat isuratkon) bani ‘Riwayat Hidup’ ni in:

PINDAH HU RAYA
Bani tahun 1904 bulan Januari laho Gintolir Bangun Purba hu Raya, mardalan nahei hun Tebing Tinggi. Jadi bahat ma parpuluhpuh juara parjudi sekitar Teting Tinggi mangihutkon Gintolir ai hu Raya. Biasani anggo roh ma Gintolir, buei ma markumpul Raja-Raja, Parbapaan-Parbapaan, Partuanon-Partuanon, Pangulu-Pangulu, ijai masa ma judi. Juara-juara parjudi ai dong do piga-piga na hutanda, sidea ma huihutkon laho hu Raya. Ahu lang dong mamboba duit, jadi kawan-kawan in ma mambere ahu mangan i tongah dalan.

Maksudku hun Nagakasiangan mangayaki Abang Rumah Tongah Jarap pakon pamili-pamili na legan, otik ope na hutanda: Bapa Jamaintan, Abang Jingat, Abang Galain, Lawei Jogim, Lawei Janni, Lawei Marhujum; ganupan in dob ma hun rumah i Nagakasiangan. Goran Tomahalam anak ni Abang Jarap hudingat tapi etek ope naijia na hun Raya ahu.
Nihurhu hinan podas do ahu mulak anggo lang jumpah horja, misalni mambuka gelanggang. Tapi ihatahon Abang ai do ahu mangajar mandihar mangajari anak ni sandiri pakon piga-piga panogolanni. Saud do mambuka gelanggang tapi lang mangihutkon syarat na biasa mar-uang pertama, kain putih, ayam panggang, halani sedo halak siajaron.

Baru-baru i Raya songon na sulit do otik parmanganku halani lang pag ahu mangan gulei babuy, marpantang hu bani ginuruhon tarutama hun bani guru Saidi. Tapi songon na haru uhur ni Abang ai janah holong ateini hu bakku. Jadi bani nasadari mamungkah mardogei, mamotong babuy, ipaksa ma hupangan, ipanggang otik sampai hampir mosog, ibahen bah ni anggir untei mungkur na tinabasan inumonku. Jadi hupangan ma dengan selamat lang adong gangguan ni naborit. Dob salpu ai marurup ma hanami mangan bani pinggan martampean tumpanan, riap pakon anakni age saninani anggo dong na roh.

TAHUN 1904: MANOMBEI TIGA BAWANG PINANTAR (TIGA RAYA)
Iharah ma ganup penduduk Raya roh hu tiga marsiboba boniaga dalahi naboru, ningon dong hun bani ganup huta. Cara marboniaga panorang ia bahatan na martukar barang do sabab otik ope mata duit na maredar. Murah tumang arga ni barang-barang na tinukar bani duit, misalni: sada babuy borat 80 kg 3-4 dollar, 1 dayok jagur 10 duit, 1 bantei (1 kaleng) boras 50 duit p.n.l. Masa ma judi dokah, mardadu, marsoki pakon judi porang (batu opat suhi marmata 1, 2, 3, 4 sada, hayu sada, ai ma haduasi igulang bani tanoh na pinaholbung), i rumah Museum Simalungun Pematang Siantar dong do batu ai isimpan).

Abang ai dihut do majudi porang. Anggo judi porang, judi ni Raja-Raja do gan hun bani nahinan, halani ai roh do Raja-Raja hun na daoh martoloh marjudi hu Raya, Abang ai ma sada imbang-imbang ni sidea i Raya. Dong homa sada tabiat ni Abang ai, pantang mundur mangaku kalah. Jadi gati do bahat monang, tapi gati do homa bahat kalah.
Jadi sanggah asik Abang ai marjudi, jadi totap ma ahu hu juma songon na pagirang-girangkon anak somang ni Abang ai, dong do 10 halak dalahi, 3-4 halak naboru, ase ringgas mangkorja.

Anggo Abang ai sandiri biasani lang sadiha horja juma, gatian do ia manopa omas atap perak mambahen sunting, daramani, simbola pagar, p.n.l. bahat do penghasilan hun bani panopaon ai.

TOLU SATONGAH TAHUN
Tolu satongah tahun ahu magodang i lambung ni Abang Jarap sandiri. Dear tumang do pambahenni hu bakku, jadi lang hudingat be mulak hu Nagakasiangan. Idahon ni halak pe lang dong ubahni ahu songon anak tinubuhkon ni Abang ai, halani ai huanggap do Abang ai songon bapakku sandiri, torus ronsi matei ia. Abang ai pe gati do ihatahon ahu ietong anak sikahanan, age pe namin si Tormahalam do.

Dear do uhur ni nasikaha ganup, tapi tarutama kaha Nan Tormahalam, ia ma na mambere mangan ibagas na tolu satongah tahun pagodang ahu. Anjaha ia do paunjuk ahu, mangkalojahon haganup, halani ganup na madear binahenni sidea nadua, boru na hubuat pe ianggap sidea na dua do parumaenni.

Pargaulannami pe pakon anak ni Abang ai misalni Tormahalam, Diatam, Jadi, Horailam na sompat markawan lang ubahni songon na marsanina i lambung Abang saurupan mangan do tongtong.

Panganan (pambagian opium)
Abang ai pe manjalo pembagian opium do. Anggo roh ma na mangalop opium hun Bangun Purba atap hun Batubara, banggal do bagian ni Abang ai, sipata sambolah sipata sangkibut buku opium.

Ramei do tong na manginsop tekeh (candu) i lambung Abang ai sambil marsahap-sahap. Tapi anggo ahu age sonai dokahni i lambung Abang ai, dokah homa i lambung Tulang Nagabuntu, Inang pe ra do manginsop sanggah maborit-borit, nape ongga huinsop sangonsop timus ni candu.

Huta Sondi
Huta Sondi huta ni Abang ai sandiri, ia do pangulu kampung Sondi. Banggal do rumah ni Abang ai i Sondi.
Lang tarlupahon huta Sondi, songon nomer dua pardingatku hu Nagakasiangan pardingatku hu huta Sondi: Dua tahun ahu hidup gembira i huta Sondi. Piga-piga hali ahu siholan hu Nagakasiangan mardingat inang, botou na manggoluh pakon na dob matei, hundul, sipata jongjong bani buntu-buntu i dalan tapian Sondi, sai nono matangku dompak dolog Simbolon mangipa-ipa timus hombun na i pakpak ni dolog ai, makin malala ma huahap siholni, marbah ma huyumku ibahen iluh na humaritap lang hubogeihon.
Roh ma manuk-manuk sibahuwei markawan-kawan habang marsilobeian sambil inunut sidea mandoding, jadi membar ma pingkiranku mangipa-ipa janah manangar sora ni sidea ai. Masuk manuk-manuk na ganjil do ibagas uhurhu, sebab i Nagakasiangan lang adong manuk-manuk sibahuwei. Age nuan on anggo huidah manuk-manuk sibahuwei, sai taringat do ibagas uhurhu keadaan i Sondi naijia.

Jenges hupasar dalan tapian Sondi, hubobahon kawan-kawan anak-anak mangkorjahon. Hinorhon ni ai ma deba dong do gelaranku ibahen hasoman: (1) Dong na mangkatahon Pardalan Tapian Sondi; (2) Dong na mangkatahon Tuan Nagakasiangan; (3) Dong homa mangkatahon Tuan Sigolap-golap, golap lawan ni na siang, Nagakasiangan.
Jenges tumang do hajongjongon ni huta Sondi naijia, talar panonggor hu Dolog Simbolon, talar dompak Dolog Kariahan, talar dompak Dolog Barubei, talar dompak Dolog Singgalang i Saribudolok, talar dompak Dolog Simarjarungjung. Jenges tumang do parombus ni logou hu huta ai musim logo ari. Mariah homa sora ni ingon-ingon marsibalos-balosan pagembirahon pangisi ni huta ai. Marlomba-lomba do anak pemuda marsibahen ingon-ingonni, sahalak ahu do hansa lang mambahen ingon-ingon sabap lang pag manangkih.

Gembira huahap markawan rapat pakon Abang Dahman, Abang Bata. Abang Dahman bapa ni Joel, Sekia pakon Belman. Sabapa legan inang do Abang Dahman pakon Abang Jarap. Abang Bata sabapa pakon Abang Kristian, Guru Jeremias. Abang Bata bapa ni Raji, rongkon Abang Dahman do i Sondi paima mambuat boru. Gati do rap hanami na tolu age huja, marsagu 5 ari. Rap do homa hanami na tolu mangimas bahen juma ni Abang Dahman hu Partayuban. Margantih hanami manogu Abang ai i dalan. Anggo Abang Bata pandei manurat surat Batak bani buluh, age dua ngawan buluh, gostong do suratni anjaha podas do ia manurat lang pasohkon ujung raot ibahen podasni.

Bani tanggal 19 Juli 1916 marunjuk ma ahu, hu rumah ni Abang Jarap na i Sondi do na paroh na boba boru ai Maria br. Manik dob salpu ipasu-pasu hun gereja na i huta Pamatang Raya. I Sondi do napestahon parkawinannami ai, napotong do dua babuy bani horja ai.

HUTA PAMATANG RAYA

Dobkonsi siap rumah ni Abang Jarap i Pamatang Raya, pindah ma ganup hu Pamatang Raya. Lang dong be nasikaha i Sondi, sarumah ma nasikaha haopatsi i Pamatang Raya. Sarumah do Abang Jarap pakon Abang Laija, Abang Bata i Pamatang Raya.
Banggal do rumah ai, rumah Batak sapari martayub aribut. Marpesta banggal do mamongkot rumah ai, 10 borngin patortorhon anjaha mamotong 1 horbou bani horja ai. Naundang do Raja Raya roh hu rumah ai sanggah horja ai. Saud do Raja Raya roh riap pakon nasipuang mamboba panumpak pangkorasi rumah na bayu ai.
Dob i Pamatang Raya marrumah, ahu do isuruh Abang ai manurat surat sitongosonni atap huja pe. Sipata surat Batak sipata surat Latin.

Ambah ni ai 2 hali ahu isuruh hu Tebing Tinggi:
(1) Isuruh ahu riap pakon Rontala pakon Kolim paturun hotang bolianni hun Sisawa hu Tebing Tinggi. Tapi halani lang piga halak upahan mangangkut hotang ai hun Sisawa hu Pariklombu, tarpaksa dokah hanami i Pariklombu paima siap taruhan hotang ai.
Laho Rontala pakon Kolim mambuat pulut gotah ni torop. Laho hanami mamuluti manuk-manuk piduk hu bani rih na bolag i lambung huta ai. Megah tumang hanami lobih 100 manuk-manuk dapot. Holang tolu borngin naulakkon use, buei do dapot tapi lang songon mula ni ai.

Siap taruhan hotang ai, najual ma i Pariklombu halani lang adong pengangkutan hu Tebing Tinggi. Dob ai laho ma hanami hu Tebing Tinggi mamboli sibolion dob ai mulak hanami hu Pamatang Raya.

(2) Isuruh ahu riap pakon Martahalam bapa ni Martin Sinaga hu Tebing Tinggi manjualhon horbouni tunggal banggal. Dokah hanami i Nagabuntu, i Kelembah manjaga horbou ai paima ari Raya Islam. Jadi jumpah konsi ari Raya najual ma horbou ai harga tinggi bani maskapai Hadeidamar $ 120,-

Salpu ai laho ma hanami hu Tebing Tinggi manompahkon pakean ni Abang ai: sapasang lakan sibirong, sapasang sipatu kulit sibirong, sada kupiah sibirong, sada baju panas (singlet) panjang tangan.

Das hanami i Pamatang Raya, megah ma Abang ai manjalo pakeian ai. Lang pala piga arian nari jumpah ma ari Karapatan Urung, ipakei ma pakeian baru ai hu karapatan. Songon na longang ma halak mangidah Abang ai.

MANJADI MANDUR
Bani tahun 1907 bulan Mei sanggah karapatan, iriahkan Raja Raya Tuan Hapoltakan (Sumayan) bani anggota karapatan:’Bahen hita manguda Anggaharim mandur paduahon kawan ni mandur Pota Purba mangurus pasar hun Hutailing das hu Tiga Runggu’.
Satuju anggota karapatan terutama Abang Jarap sandiri, dapotan horja saninani.
Jadi pindah ma ahu marianan hu Balei Ganjang. Bahat do ijai jolma jabolon ni Raja sagala dalahi anggo jabolon naboru marianan i Rumah Bolon. Dapot do indahan hun Rumah Bolon songon kawan-kawan na i balei ai. Tapi ambah ni indahan, ibere Raja ai do bakku totap $4,- tiap bulan.

Ijai ma mulai markawan pakon kerani Jaudin. Sahali-sahali na boli boras, nasuruh kawan-kawan na i Balei ai marmasak anjaha mangan bersama. Jadi tolu halak ma hanami riap mangan: Jaudin, Anggaharim pakon Jaramin Saragih. Kawan na manolong marmasak ai Goang pakon Tordi. Sahali-sahali na boli dayok potongon bahen gulei. Sipata napindo daging na matah bani siparmasak gulei ni Raja, lang piga hali holang daging i Balei ai.

Lucu
Sahali huboli dayok jagur, namasak dear nadarohkon ibahen bani bulung bokkou nilulus. Jadi mangan ma hanami, si Jaudin, Anggaharim, Jaramin, Goang, Tordi pakon Pege sebagai tamu, i tongah ma gulei ai. Jadi tangan sambilou do ibahen Jaudin mambuat gulei, sai ipisati bani tangan sambilouni mamilihi harosuhni. Jadi hupalumba piga-piga hali, tapi tong do sambilouni ibahen mambuat gulei, jadi hupalumba use keras. Jadi marah ma ia, itulduki gulei ai piga-piga hali bani jari-jari sambilouni. Jadi huangkat gulei ai ganup, hugijigkon hu alaman. Ronggak ganup na mangan ai, buei ope gulei ai nape dong satongah bosur na mangan ai.

Jadi lumpat ma Jaudin buei ma sahapni:’Orang yang berani, orang yang gagah perkasa, pendekar yang tidak ada tuluk bandingnya.’ Macam-macam sahap Melayu ibahen mangejek-ejek ahu. Huayak lintun ia.

Dong do sada halongangan. Hotop do hanami martinggil koras-koras sanggah garama bei, tapi totap do hanami markawan rapat marsahabat baik ronsi matei ia.
Ahu do isuruh manungkun boru sibuatonni. Piga-piga hali ahu laho borngin riap pakon Goang atap Tordi hu Sinondang manungkun anggi na marombah si Dailim. Sedo pitah manungkun tumang, tapi pakon mangalop borngin hu Sinondang, lawei Anggara bapa ni Lemanus ma marombah mandipari Bah Magor. Hiou ragipanei sada parombah, lanjar bani siparombah do hiou ai.

MANUKAR DUIT
Bani tahun 1908 Januari mulai ma manukari sagala macam ni mata duit perak sapari: Ringgit Tuha, Ringgit Alus, Ringgit Burung, Ringgit Tungkot pakon hupang, lang bulih iparedarhon be maningon itukarhon ma bani mata duit perak Rupiah. Dos do hargani sagala duit sapari ai, 1 Ringgit = 1,4 Rupiah; 1 hupang = 0,14 rupiah.
Jadi roh ma penduduk mamboba ringgitni hu bani Raja ase itukari. Nakumpul ma anjaha nadaftarhon, dong honsi jumlah 8 atap 10 ribu baru itaruhkon kerani pakon opas hu Siantar.

Mambantu horja panukaran duit ai, isuruh ma ahu korja i kantor (Rumah Raja), isuruh jagaonku dua lamari banggal, 1 lamari ianan ni pakeian Raja deba pakeian kebesaran, pakon ianan ni duit balanja sehari-hari ni Raja; 1 lamari ianan ni duit tukaran ai. Deba halak dokah do ase ialop tukar ni duitni.

Sahali isuruh Raja ahu manaruhkon envelop hu bani Tuan Pandita. Dob ibuka tuan ai ibere bakku 20 Rupiah perak. Huberehon bani Raja. ‘Lepak do tuan ai, sada do nongkan parsapuluhan, taruhon mulak,’ nini. Hutaruhkon use jadi ipatidak tuan ai uang kertas na dua ai. Huberehon use bani Raja, ijalo ma. ‘Lupa do ahu,’ nini.

Bani bulan Agustus 1908 hu Medan Raja ai mamboba toping pakon huda-huda kebudayaan Simalungun, hun Tapanuli rajamanggele. Buei do na mangihutkon Raja ai Partuanon Parbapaan. Laho misir ibere hu bakku 1 guni na so binuka marisi rupiah perak isi 500 bahen balanja i pardalanan. Dokah do hanami bani pameran na i Medan ai. Dob mulak ipariksa do buku pengeluaran balanja. Cocok do.

KORJA PASAR
Korja pasar lang sadiha borat korjani mandur sanggah ijia. Pangulu kampuing do manjaga rakyat ni bei mangkorja. Marbagi-bagi huta do sihorjaonkon. Mamimpin sonaha pangkorjahonon do hansa mandur. Sonaha pargostongni, sonaha bagas ni sihurakon, sonaha hapal ni sitimbunon p.n.l. Jadi ibahen mandur ma patok bagas ni sihurakon, patok ni hapal sitimbunon. Anggo das ma bani patok ai ihorjahon, boi ma halak ai martulak bani panguluni ase mulak ia.

Bani na sahali huhatahon dompak mandur Pota:’Parcuma do hita riap-riap hu kehen, riap-riap hu luan, sahalak do hita na marsahap.’ Iparhatongon uhurni do usul ai. Jadi iatur ma, anggo hu kehen ia, hu luan ma ahu, anggo hu luan ia hu kehen ma ahu.
Jadi huparpaubah ma patok binahenni mangihutkon pambotohku, na deba martambah bagas sihurakon hampir satongah meter, sonai homa sitimbunon. Jadi martambah borat ma horja martimbangkon tinotapkon ni mandur Pota. Jadi keberatan ma ganup rakyat na manghorja. Laho ma pangulu-pangulu mangadap Raja patugahkon keberatan ni rakyatni mengenai petunjuk ni mandur na dua halak. Sanggah marsidang karapatan, ipareksa ma ahu, mase huparpaubah patok tinotapkon ni mandur Pota. Dua pahara jawabku: (1) Ahu sebagai mandur, ningon dong pandapotku jadi kebaikan ni pekerjaan ai. (2) Mangihutkon keadaan ni pasar i kahean na hubotoh, tiap-tiap 20 m ganjang ni dalan marbeda tinggini sameter pasti dalan in lang boi be idalani kereta. Nabahen pasar (jalan raya) bahen dalanan ni kereta do. (Motor lape muncul ijia).
Dob dokah sidea martimbang, ibahen ma haputusan: (1) Anggaharim jadi mandur pasar, gaji RP 6,-; (2) Pota jadi mandur juma bolag (juma ni Raja), gaji Rp 10,-. Duit gaji ni mandur pakon opas, duit ni Raja sandiri do, tapi gaji ni kerani Jaudin hun bani Kas Landschap do Rp 21,-

MANRAJA
Bani tahun 1909 Januari horja manrajahon Tuan Hapoltakan Sumayan mangihutkon adat. Dokah do pesta ai. Mangihutkon adat, ningon narajahon do anak ni Raja na matei, ase naturunkon nakubur Raja na dob matei, ase ulang tarkubur Raja. Jadi paima jumpah kesempatan manraja, itandurhon ma lobei bangkei ni Raja na matei ai. Ase bani horja manraja, horja mangkubur do homa. Ipamasa ma martoping pakon marhuda-huda sabulan dokahni. Roh ma haganup Raja-Raja Simalungun pakon na hun Karo, marsiboba parmaenan, toping. Ramei tumang i Pamatang Raya.

Ramei ma homa na marjudi. Marpuluh do tikar dadu sonai homa na main ceki arian borngin. Nakutip do tara judi (toci) arian borngin. Piga-piga opas niangkat baru mangurus keperluan pakon mangumpul duit tara judi. Pukul 7 sogod pakon pukul 5 sore tiap-tiap ari, iserahkon opas-opas ai ma duit hu bakku ase ahu manimpan hu bagas lamari na i rumah ni Raja ai, ihut mamakei pembukuan.

Bahat do dapot duit ai lobih do 10 ribu Rupiah. Hu bani kas Landschap do deba duit ai, lobihni ibagi-bagi pembesar-pembesar Raya. Ahu pe dapotan persen do pakon opas-opas ai.

JADI MANDUR LANDSCHAP

Bani tahun 1909 Juni iangkat ahu jadi mandur Landschap margaji hun Kas Landschap Rp 17,50 sabulan. Pasar sijagaonku hun Sirpang Raya das hu Tiga Runggu.
Sonari tarpaksa ma mandur korja borat: (1) Maningon manjaga mandur terus sepanjang ari hun pukul 7 sampei pukul 5 sore; (2) Maningon mambahen daftar keluar masuk parrodi.

Mangihutkon paraturan rodi ijia: sahalak rakyat marrodi 40 ari satahun, tolu hali marrodi hu pasar satahun, 10 ari sahali masuk, na 10 ari nari untuk i dalan. Na marrodi hu juma ni Raja 150 halak satahun torus 40 ari sahalak lang marpotongan untuk i dalan. Anggo dong na dob 30 ari korja i pasar, bahenon daftar bani Panguluni ase ibotoh salosei rodi ni halak ai.

Bahat do parrodi ai jagaon i pasar dong do 20 halak, sipata 250, 300 halak. Ase songon huta do bahat ni jambur (sopo) i parrodian. Nabahen ma 5 halak na manjaga sopou, 1 halak tukang masak ni mandur, dua halak manjaga ganup sopou, 2 halak nari na suruh ariari mangkail, marbubu, mamuluti manuk-manuk, markaras-karas. Sahali dapot 36 kibul ikan jurung, dapot karas-karas. Lang ongga putus hanami margulei. Dong do 5 bubu, 8 kail sipasuangon arian borngin (sambotik).

HAMPIR MARBAHAYA
1. Bani na sadari donokkon Bah Binomon sahalak parrodi korja marmalas. Piga-piga hali ahu roh ase ipapodas tapi lang iparduli jadi hugijig bani sangkimpang tanoh na banggal, hona tontonni. Itagil ahu bani parang bengkok, cap hudorab manangkap parang ai, dapot, gup hutenju sahali. Mangindo ampun ia. Paima mulak halak ai, lang ipodomanku hinan ahu modom.

Bani na sadari korja i Rayahuluan, roh parrodi 10 halak. Ipandaftarhon bei ma ase patarni mangkorja. Hape patarni sahalak, ase hu tiga lang ia mangkorja arianni ai. Nikku lang boi ningon korja lobei gendo 2 ari ase parmisi. Tapi koras do ia mangindo ase hu tiga. Hubahen sahap dear mangelek, ase ulang kotor buku. Tapi totap do songon na patidak hajantanon ia manokoh ahu. Jadi panas ma uhurhu, hugaris tanoh bani tongkat. ‘Anggo jantan coba lewati’. Tas, ilangkahi garis ai, cap hupukul gurungni, marbalik ia, itikam ahu bani pisou badik, hutangkis manangkap pisou ai, dapot. Dob itanganku pisou ai torus hutinju marulak-ulak, hutunjang tontonni, matompas ia. ‘Coba bangkit ase hubunuh,’ ningku. Bahat ma parrodi na roh, ‘Ampuni ma gelah, ilawan ho mandur suruhan ni pamarentah, banggal do hasalahanmu,’ nini sidea. Jadi isombah ahu mangindo ampun.

Jadi paima siap rodi ni halak ai, modom hu Pamatang Raya ma ahu ganup bodasi, pagi-pagi roh ahu marhuda. Huda ni Abang Jarap sibolang birong na jenges tumang hupakei do, marbulan-bulan dokahni.

MARMAKSUD SEKOLAH GURU
Bani na sadari sanggah marjambur i Bah Binomon mangulaki, tepat pukul 2 sanggah mardalan ahu manjaga parrodi, huidah hilap hun Dolog Simbolon dompak Tao Toba, hun babou ni ulungku. Gakni sitamaningku do halani panompas ni milas ni ari haparahanni, lang hubotoh.

Sore-sore roh karani Raja Raya Eparaim Pohan laho hu Siantar sengaja sihol marborngin hu jamburnami. Bodari mangomong ma hanami, hupatorang ma sangsara ni korja ni mandur terutama panompas ni milas ni ari, songon na kejadian narianni ai. Sihol jadi guru lang adong belanja marsikolah.

Jadi nini:’Hubotoh dong parsikolahan lang pala managang belanja, ibere makan, pakeian, uang saku tiap-tiap minggu pakon ongkos pardalanan ai ma seminarie Depok. ‘Pindo ham bani Tuan Pandita ase ikirim ham hujai.’

Dua minggu salpu ai hupindo ma bani Tuan A. Theis ase ikirim ahu hu Depok. Balos ni Tuan ai:’Sude na marsikola disi halak Kristen do, ndang boi masuk ia so halak Kristen.’

Ningku dompak Tuan ai:’Molo saut masuk, olo do ahu jadi Kristen.’ ‘Molo songoni hubahen pe surat tu Depok,’ nini Tuan ai.

Lobih do onom bulan ase roh kabar hun Depok. Sanggah i Rayausang hanami marjambur, roh Guru Domitian Tambunan mangkatahon ase hu huta ahu nini Tuan Pandita. Dob roh ahu megah ma Tuan ai mangkatahon:’Dijalo do hamu masuk tu Seminarie Depok, jala ingkon sahat disadu 1 Agustus 1911.’

Jadi laho ma ahu hu Siantar mangindo maronti, hupatorang ma maksudku sihol marsikolah. Jadi nini Gintolir Van Gelder:’Saya pikir tidak ada manusia yang paling bodoh hanya seorang Anggaharim saja. Sudah dapat gaji yang baik, tapi mau lagi jadi guru gaji Rp 7,50. Banyak dari guru yang minta jadi mandur kalau dapat. Jangan dengar-dengar cakap orang. Lagi saya lihat Anggaharim punya kerja ada baik.’
Jadi mulak ma ahu, hupatugah ma bani Tuan Pandita:’Lang ibere maronti, imarahi ahu.’ Jadi nini Tuan ai ma:’Painte ma ro Tuan i tu Raya on asa mangkatai hami,’nini.
Dokah do ase roh Gintolir ai hu Raya. Jadi roh honsi Gintolir ai, laho ma Tuan A. Theis hu kantor. Dokah do homa sidea marsahapi das pukul 9 bodari. Bahat do jolma i alaman. Jadi nini Gintolir ai:’Ada Anggaharim, boleh naik.’ Jadi nini ma:’Ini Tuan mintak Anggaharim jadi guru, perlu ada guru dari anak negeri ini sendiri. Besok boleh serahkan perkakas dan buku kepada Pengulu Balei dan datang ke Siantar ambil gaji.’ ‘Terimakasih Tuan,’ ningku.

Laho ma ahu hu Siantar, ibayar ma gaji 2 bulan, itambah hadiah gaji 3 bulan, jadi gaji 5 bulan ma hujalo. Megah ma ahu. Tambah ni gaji ai ibahen ma surat maronti, jenges hatani.

MARSIKOLAH GURU
Songon persiapan laho sekolah guru hunlobei ma tardidi jadi Kristen. Tardidi ma ahu bani tanggal 4 Juni 1911, tepat ari Parroh Ni Tonduy Na Pansing Pantekosta.
Sapuluh halak hanami rap tardidi, hanami na sakawan: (1) Anggaharim Saragih, napaubah jadi Jason; (2) Tormahalam Saragih, napaubah jadi Justin; (3) Ujah Sinaga, napaubah jadi Jakobus; (4) Tingki Damanik, napaubah jadi Benyamin; (5) Bunga Saragih, napaubah jadi Jeremias; (6) Jadi Saragih, napaubah jadi Ferdinand; (7) Gawan Purba, napaubah jadi Elias; (8) Jahawan Damanik, napaubah jadi Markus; (9) Maham Saragih, napaubah jadi Kilian; (10) Bata Saragih, napaubah jadi Manasse.
Dob salpu tardidi lumbang ope panorang marsiap-siap. Jadi bani tanggal 1 Juli 1911 berangkat ma ahu manadingkon tanoh Raya. Dong do lobih kurang 100 halak na manaruhkon ahu hun huta Pamatang Raya das hu Pangguruan. Ijai masuk ma ahu hubagas kereta huda laho hu Siantar. Borat do huahap manadingkon pamili-pamili pakon kawan-kawanku, buei do sidea na tangis, ahu pe lang tarhorom bah ni mata.
Dong do opat borngin ahu i Siantar paima surat pas jalan darat dan laut, pakon paimahon Tuan Amtenar Belasting Van Hy ase manumpang bani motorni lahu hu Tebing Tinggi, ipinjam motor ni Raja Raya.

Das i Tebing Tinggi markereta kuda ma laho hu Nagakasiangan manjumpahi pamili-pamili: Tuan Nagabuntu, Pangulu Nagakasiangan Matnongah, p.n.l. Bungarinta pakon Tarannim pe ijai do, tapi Bungain i Bandarsahkuda (Bandar). Lobih do 20 ari ahu ijai, dong do piga-piga pamili na mandilo mangan, margambar pakon Bodul Sinaga.
Berangkat ma ahu markereta api hu Belawan, dua borngin ijai roh ma kapal Buskest, dob ma ipatugah Tuan A. Theis kapal ai ma dalanku. Huidah ma halak na roh hun Jawa kira-kira 200 halak laho korja hu kobun kaluar hun kapal, ipukul do bani hotang ulu ni ganup age na iombahan mamilangi, sahalak na manurat, marrugut ma sidea bani dermaga pelabuhan ai.

Ihatahon panumpanganku na i Belawan, lang tarpangan gulei na i kapal, jadi ipamasak ma 1 ayam masak tolu: rondang, goreng kering pakon anjang (naiura).
Marlayar ma hanami. Daoh honsi i tongah laut otik mando taridah daratan, tangis ma dua halak na matua suami isteri:’Selamat tinggal Pulau Sumatera, sudah 25 tahun kami hidup berdiam padamu.’ Sai marompot ma mandaredei iluh ni sidea. Jadi ahu pe dihut ma tangis mangidah ai.

Kira-kira 9 jam maronti i Singapura, tapi ahu lang pag hu darat, age pe buei do naidah laho hu darat.

Kira-kira satongah jam nari ase masuk hu Tanjung Priok marsiap ma halak ganup mambungkus barang, ahu pe hubungkus ma tilamku, panumpang kelas tolu do ahu.
Lang rapat kapal ai marlabuh i Tanjung Priok, jadi roh ma na mambuat barangku, ahu pe torus masuk stombarkas. Das i topi ipindo ongkos 20 sen, naik ma ahu hu darat.
Das i darat lang hubotoh ija barangku. Hudalani hu kahean hu luan lang jumpah. Tapi dong sahalak hujai hujon dong ma 4-5 hali hanami marjumpah. Jadi isungkun ahu, hupatugah hun Sumatera laho marsikolah hu Seminarie Depok. Jadi itogu ma ahu, iketok pintu ni sada kantor, masuk hanami, jumpah ma ganup barangku, maralamat do ganup.
Masuk ma hanami hu kereta api, marborngin i Jakarta i rumah ni Guru Musa halak Sunda. Patarni ibobai ma ahu i kota Jakarta mamboli-boli buku, ipindo ma duitku. Jadi berangkat ma hanami kereta api, pukul 3 ma das i Depok.

Sinuruh ni Direktur do Kristian Lumbantong on mangalo-alo hu Tanjung Priok. Ganup na roh hu Depok isuruh do kawan sabangsani mango-alo hu Tanjung Priok.
Das i parsikolahan ibobai ma ahu hu rumah ni ganup guru-guru. Marmasam bangsa Indonesia do marsikolah i Depok: Batak, Jawa, Banjar, Minahasa, Sangian, Toraja, Ambon, Papua, Timor, Enggano, Tello, Nias; halak Depok ai pe dong do.

SADOKAH MARSIKOLAH
Marasrama do anak sekolah, 60-70 halak do ganup tahun, dalahi do ganup. Nasi merah do panganon torus tengah ari pakon sore, pagi pulut kawan ni kopi, teh. Bani ari besar Negara, hari lahir ni guru-guru, mangan nasi putih tengah hari, pukul 3 minum kopi anjaha manjalo kue-kue, bon-bon na ibungkus hira-hira 2 liter sabungkus. Bani hari Natal manjalo hadiah pakeian lain ni pakeian pembagian. Pembagian pakeian: 4 anak baju, 4 celana dalam, 2 bantal marsarung, 2 tikar alus, 4 baju seterip, 2 tudung Tangerang, 2 selimut, 2 pasang pakeian gereja na putih, 4 saputangan, 4 celana panjang seterip. Bani na tammat laho mulak manjalo dua lipat pembagian satahun na iatas in, tambah pakeian marjamita 2 pasang lakan sibirong. Ibere homa sada poti na banggal pakon sada podoman i kapal, pelbet.

Sahali 6 bulan mamilih makanan, artini atap dong na sihol nasi merah gantih ni pulut, kopi pait gantih ni kopi manis, p.n.l. Anggo gulei margantih do: ayam, ikan basah, daging kerbau, daging babi. Tapi mangan sore totap do ikan gabus asin na 4 tahun ai, lain Sabtu 1 telor itik nirobus.

06 June 2006

Na Ipardimata pakon Na Ipardiatei Pdt. J. Wismar Saragih i Pulou Jawa Tahun 1955

Sanggah roh au martandang manjumpahi Mangkela Pdt. J. Wismar Saragih tahun 1967, ibere do bakku sarahutan naskah atap dokumen. Ipudi ni ari, tingki mambaen Perpustakaan Kantor Pusat GKPS i Kantor na baru i Jl. Sudirman, Pematangsiantar, ipindo Pdt. H. M. Girsang, Sekjen panorang ia, ase ifoto-copy dokumen in, bahenon i Perpustakaan Kantor Pusat GKPS. Saud do hubalosi pangindoan in. Tapi ase ulang podas masab, cetak (off-set) do piga-piga hamata, ijilid, dob ai huberehkon. Hujalo do ijia biayani hun Kantor Pusat GKPS.
Sada humbani dokumen na sarahutan nongkan, ai ma so ipadihut bani nanijilid in, ai ma nasinuratkon (surat tangan) ni Pdt. J. Wismar Saragih bani hortas tulis ‘Tjap Kelintji (Bergaris)’, ai ma pasal: LANGKAHKU HU PULOU JAWA. NA HUPARDIMATA PAKON NA HUPARDIATEI.
Nini ijai sonon (dob napahombar hu bani ejaan na sonari on):


Misir hun Simalungun
Tarhatahon manompang do langkahku misir hun Simalungun on bani 20 Pebruari 1955. Domma hira satahun huarou sakit gula (diabetes), domma 3 dokter mangabaru ahu i Simalungun, tong do seng ra malum botul. Singgah ma Tuan Joramel Damanik hu rumahta, ihatahon, ia ma lobei patambarhon ahu i Jakarta, anjaha rap ma nini pakonsi manlangkah bari ari 20/2 in.

Seng sompat be mamontas rapot-rapot langkah ai, hasoman Kerkerat ni HKBP Simalungun ma hansa mambotoh ragam ai. Anggo bani Pandita pakon pagori Kerkbertur surat mando natongos mamuhunkon langkah ai, manluarhon hata horas-horas pakon mangindo tonggo. Arian ni misir ai manorih, mamuhun bani Pdt. K. Purba lobei i RSU P.Siantar.

Hasoman Kristen na i Medan
Dob das i Medan seng mintor dong dalan torus hu Jakarta. Ipindo uhurhu do sihol pajumpah namin pakon gamot-gamot ni HKBPSimalungun na i Medan, ai ma 20/2, tapi seng tarbahen marbuei-buei halani roh udan, tudu homa manaruhkon sada dakdanak ni hasomanta hu panimbunan. Tapi pakon Panditanta A. H. Purba pakon deba hasoman i rumah ni Pdt ai tarbahen rap mambasa hata ni Naibata pakon martonggo.

Polonia-Kemayoran
Girah sogod ni ari 23/2 ma hanami hun Hotel De Boer, laho hu lapangan terbang Polonia, domma dobdob ipatorsa Tuan Joramel Damanik tikket kapal terbang. Pukul 7 misir ma hun lapangan, dihut do Panditanta pakon deba hasoman manaruhkon hanami
Songon na pintor do mauju Padang kapal habang ai, naidah do daoh i siamun Tao Toba pakon Pulou Samosir. Sonang do parlayaron ai. Siang hombun naidah do tanohta i Sumatera on na bolag ope na so ihorjahon jolma (harangan, galunggung, rih). Tar 2 jam das ma i lapangan terbang ni Padang, hundaoh do otik hun Kota. Taringat do uhurhu bani Kota ai, halani ongga ahu hunjai anjaha marambilan ijai (1934). Dob tar sa jam marsaran, naik ma use manuju Jakarta. Hun Padang nari ibuat kapal ai do dalanni mangarin-arin topi ni Sumatera hasundutan iatas laut, na hambilouhon Bengkulen, Lampung. Jenges do idahon parjorbingjorbing ni dolog ai na tubuhan hayu das hu pakpakni. Malele pukul 1 naidah ma topi ni Pulou Jawa (Banten, pukul 1 das ma, sogop ma i lapangan terbang Kemayoran. Roh do na hun rumah ni Tuan J. Damanik mangalo-alo hanami, sonai Djaporman pakon Jahiram. Torus ma lobei hu rumah ni Tuan J. Damanik i Jl. Dempo 13 Jakarta. Malas uhur, horas nidapot sonai na roh hun parlayaran.

I Rumah Sakit Salemba 41
Pukul 4 arian ni das ai masuk ma ahu hu rumah sakit, itaruhkon Tuan J. Damanik (opname). 9 arian do ahu soh i rumah sakit on, tangkas ipareksa sidea naboritku, 2 hali igambar. Sahalak ahu do sakamar. Dear parpatorsa ni sidea, songon na i Hotel do na ahap, songon seng na i rumah sakit. Basar, haretah , hormat do sagala na patorsahon. Juru-juru rawat ronsi dokter pe. Andigan pe nani sonon i Simalungun ondi, ninuhurhu ibagas. Sadokah i rumah sakit in ahu margansih soluk do na manorih ahu hita na hun Simalungun on, dalahi age naboru. Tarimakasih ma. Sonai do Tuan J. Damanik marulak-ulak manorih ahu. Malele haluar hun R.S. iajari Dr. Que ma ahu manginjeksi sandiri, ase ulang pala roh bani doktor atap jururawat siap arian, ai maningon injeksion siap sogod. Tapi ningon marulak-ulak pe hu rumah sakit mamareksa pardong ni gula ai ibagas daroh.

Manasar (injeksi) sandiri.
Dob naguruhon haganup marmasak spuit pnl, nalajouhon ma ilobei dokter songon na eksamen. Songon na momong do ahu mungkahni. Age murah naidah, mahol do ai hape anggo berean diri sandiri, tarlobih sanggah manojokkon ai, maborit naahap mangihutkon sihol dokdokon jarum ai, tapi mardingat naborit sitambaran ai, ningon nanunut natojokkon paima das sibarni. Anggo na legan mambahen ai, urah do manahankon ai, ai marratur-ratus hali ma diri manjalohon ai, Andohar dihut on parhiteian ni Tuhanta pamalumkon diri ninuhur.

Kebayoran Baru
Domma huidah huta on bani tahun 1950, sonai homa bani tahun 1952, tambah ma rameini, tambah buei ni rumah na marjongjongan, tapi santorap on ibagas na 3 tahun na salpu on iba ma hudidah. Sedo pitah rumah na marratus ribu hargani, tapi na marjuta rupia ma, songon Departemen Kepolisian Negara, sonai homa percetakan uang negara pnl pe. Jenges do kota on. Dong do homa atap piga halak Simalungun na marrumah ijon, songon Raja Kaliamsah Sinaga, Umar Saragih pnl. Tapi na marrumah sandiri, Tuan Muda (Memes Damanik) ope.

Perusahaan ni Tuan J. Damanik (Fasco).
Kantor Pusat. Sanggah na soh i Kebayoran ahu, natarhonahon do manonggor parusahaan ni Tuan J.. Damanik, Presiden Direktur ni Fasco ai. Lobei hun kantorni i Jl Garuda 42. Rumah gedung na jongjong sandiri do ai lumbangni ...x....m. Duatardan homa. Bosi do parugasan ganup. Iatas ma ianan ni Kantor Pusat ai, ianan ni parhorja na marbagei bagian, suhi panjaloan tamuei markursi na hapal na marparugas bosi. Sabagian kantor ai ianan ni gambar-gambar ni Sejarah Indonesia on, mamungkah hun bonani das ronsi kemerdekaan on, bolag-bolag do gambar ai ...x....m pakeon i Sikolah use (gambar sigantungonkon i dingding).

Ianan partumpuan ni hita Simalungun pe ingat ipakei do deba kantor ai, ongga do dihut ahu martumpu ijai.

Gudang-gudang. Ruang partoruh, ai ma gudang. Seng hubotoh aha deba. Hortas buei do, madohor gok do gudang ai, madohor sundol huatas.
Pasetuk do na marhorja ijai, marsihorjahon lahoanni bei.
Bani rumah legan dohorhon kantor ai hudidah do 2 traktor. Nini Tuan J. Damanik, ai hinan ma na sihol boanonni hu Simalungun. Tapi lape saud. Das do homa au manonggor gudang i Tg Priok, ianan ni barang-barang na roh hun kapal (luar negeri).

Toko Buku Fasco i Jl Blora. Toko Buku ai pe hudidah seng talu marimbang toko-toko buku i Jakarta, marisi sagala masam ni buku parlajaran humbani S.R. das hu Universitas. Sedo pitah hinaluarhon ni Fasco dapot ijai, buei do homa penerbitan Dalam Negeri sonai Luar Negeri. Ibere Sdr. J. do sada bei bangku buku-buku penerbitan Fasco, dong do 60 masam.

Percetakan Fasco. Lumbang do ruangan ni panrokaman on, dong do masin na banggal na etek. Sungkup ma parugas ganup. Ongga ma hudidah hubagas panrokaman ni de Unie (1950) songon na iatas pe on huahap. Marnunut do manrokam buku na baru. Masam ma horja ibagas panrokaman ai, buei do na marlajar ijai age hita hun Simalungun. Gari masin mambahen klip ni surat, sonai masin mambahen paku dong ijai.
Pardomuan pakon hasoman Kristen Simalungun i Jakarta. Marhiteihon si Lesman Purba, tarbahen do martumpu hasoman Kristen Simalungun i Pegangsaan Timur 27 (Sekolah Tinggi Theologia) bani ari Minggu 13/3’ 55. Age pe roh udan dong do tar 40 halak na roh. Songon rumang ni partonggoan do ai nabahen. Salpu ai marsahapi pasal HKBP Simalungun, sonaha pardongni ronsi nuan on.

Kobun gadung kayu pakon pabrik Tapioca.
Ari 16 Maret 1955 laho hu Cipanas hanami, malele Bogor pakon salpu Bogor deba, taridah do kobun gadung kayu na bolag-bolag. Bahen aha do deba gadung in, ninuhurhu ibagas. Hape turut dalan ai do dapot balos, ai sai taridah do homa Pabrik Tapioca. Juma sabah do deba isuani gadung, itulak halak kampung ma ai bani Pabrik ni Sina, ijai ibahen gabe topung (saguni) anjaha gabe export hu luar negeri.
Hudingat ma dear ni gadung kayu i Simalungun, ambit dong ma namin na mambahen kooperasi pansarian gadung ijai, bolag pe tanoh. Ise do nani na mamungkahkon?

Cipanas
Sanggah garama ope ahu ongga ma hubogei Istana ni G.G. gan i Cipanas, dear hawa ijai. Dohorhon istana nongkan ai na dob gabe istana ni Presidenta, ijai do Villa ni pegawai Fasco, hujai do au iboan Tuan J. Damanik mambuat hawa na dear 1 minggu dokahni. Banggal do rumah ai, sirsir dong bah sandiri, partenisan pe, badminton pe sirsir na dob isemen anjaha marhondor kawat. Borgoh do ianan ai, ahu sandiri ningon maragu bah malas do paridionku ase tahan. Nagori on na jenges tumang ilioti pardologan, buei do hotel ijon, mamungkah hun Puncak nari, anggo ari Minggu tarhatahon lener do na roh hun Jakarta age pe lobih 100 Km daohni. Dear tumang do ijon sayur-sayur, kol, kantang, erces, buncis, wortel, pnl. Hunjon do buenan nidokni par Jakarta sayur Bogor. Hudingat do Saribudolog ijon. Seng marnasoh halak ijon.

Songon nirandu bitik saor legan homani.
Sanggah na i Cipanas in, marsahapi do ahu pakon Sdr Moh. Yusuf, na markodei kopi ijai. Husungkun do atap parja hinan ia. Balosni sonon: Bapangku par Bengkulen do, mambuat boru ia ijonon (Sunda). Jadi inangku Sunda ma. Ahu mambuat boru Sunda, dakdanak on pakon ahu tene halak Sunda mando.

Bani tahun 1950 sakapal do ahu pakon sada halak morga Lumbantobing tapi sorei seng ibotoh hata Toba. Nasiam hasomanku halak Simalungun na i darat ni Simalungun. Halak Simalungun do ham paima misir hun tanoh Simalungun, ulang ham gabe salih songon nidapotmu. Tongon ningon marsaor do hita ase dear ningon nabotoh do mansaorhon diri, gabe songon lowoh nirandu, tapi bitikni ai (haltouni ai), ai ma hasimalungunonmu, ulang magou. Anggo gabe magou do sedo na tambah halak Simalungun halani dong ham, tapi gabe surut do.

Masuk partimbangan ma on: (1) Dearan ma gakni marsahap Simalungun ahu i rumahku, atene. Ija nari boi sahaponkon sahapkai, anggo i rumahku pe lang be? Jadi ibotoh dakdanak ma mangartihon, mangahapkon. (2) Atap dearan ope anggo sikolah rayat nasuruh dakdanak in hu tongah-tongah ni Simalungun.

Tortor Simalungun i Jl Dempo, Jakarta.
Ari malas ni uhur do i rumah ni Tuan Joramel Damanik i Jl. Dempo 13 Jakarta bani ari 25 Maret 1955, ai do homa halani ase isuruh mangalop ahu nabodari hu Cipanas. Ai ari ai dapot ari partubuh ni Tuan ai, marumur ma ai 39 tahun. Martumpu do i rumah ai hasoman na marhorja i Fasco. Rumah ai domma ipajagar anjaha ipajenter marhitei bunga na marbagei-bagei. Sedo pitah na marhorja i Fasco dihut do na legan na mangkaholongi sidea marrohan, manaruhi karangan bunga. Hubilangi do buei ni bunga ai lobei sibar 47 dob ai lang be hupardimata. Tapi sada do na manarik uhurhu ai ma gual, doding pakon tortor Simalungun na ibahen i alaman ni rumah ai. Songon na i tanoh Simalungun ma huahap. Margantihan na manortor humbani namaposo pakon namatua, songon Mr. Dj. Damanik, pnl. Na jagarni huahap dob manortor ma Tuan pakon Nyonya J. Damanik.
Dihut do ahu manluarhon hata utusan ni na matua. Huluarhon ijai: Buei do biak ni Tuan J. Damanik biak na madear, tapi dua pahara ma hugoran na boi usihan ni hita i Indonesia on mangayaki kemakmuran, ai ma (1) marosuh tong marhorja, marhorja; (2) mangkopkop (berkorban) bani lapangan sosial, mambere pangurupi bani na patut urupan. Sai horas ma sidea ronsi diha-dihani. Sai tambah pansarianni na boi parujaonkon ni Simalungun pakon Indonesia on.

Marmangan-mangan do homa, rumangni ipasirsir meja buei, ipagistang. Iatas meja ai ma ipasirsir sipanganon, indahan, gulei na marmasam-masam, ijai homa pinggan, sendok garpu. Sagala na mangan ai marsibuat bani hujai harosuhni. Marosuh diri mangidah.

Hun Kemayoran das hu Tg. Perak
Songon binotohta rombang, ia Kemayoran ai ma lapangan terbang i Jakarta anjaha Tg. Perak i Surabaya. Bani ari Saptu 2/4 ’55 iarahkon Tuan J. Damanik do ahu dihut hu Surabaya, markapal terbang. Pukul 3.45 do misir hun Kemayoran (Jakarta) tar pukul 6 das i Tg Perak (Surabaya). Dear do udara pakon angin, logo homa ari. Tarhatahon hundatas ni tongah-tongah ni Pulou Jawa ma langkah ai. Torang ma naidah hundatas bolag ni juma omei (sabah) ni par pulou Jawa, sonai homa bolag ni kobun jati (Jawa Timur), malas uhur mangidah. Tapi naidah homa bolag-bolag ope juma itutup bah na mornang (banjir). Legan tumang pulou Jawa hape ase Sumatera. Maratah do homa ganup suan-suanan in. Anggo ringgas par Sumatera mangkorjahon tanohni, boi ope bayak. Hudingat homa bolag ni tanoh ope na so hinorjahon i Simalungun, tutuh uhurhu: Boi ope bayak Simalungun.

Dob das i lapangan terbang domma roh Ny. J. Damanik pakon dakdanak (famili) mangalo-alo, na dob hun lobei ijai. Rap marmotor ma hu rumah ni sidea Jl Kaliasin 85, Surabaya.

Gareja Protestan i Bubutan, Surabaya
Dong do namin parmingguan ni HKBP i Surabaya, tapi pukul 12 do. Pukul 8 mamungkah gareja protestan (Bahasa Indonesia). Gabe hujai ma hupilih iananku marminggu (3.4.1945). Banggal do gareja ai, lobih songon gareja Simalungun P. Siantar. Mariah tumang do parmingguan ai arian ni in. Ai dong na tardidi pakon na manaksihon haporsayaon 47 halak. Garama banggal pakon anakboru banggal do na manaksihon haporsayaon ai. Na manarik uhurhu, ai ma mantonggohon durung-durung. Dob siap, ipatumpu ma durung-durung (ranjut) na marisi duit ai bani sada meja i lobei ni Pandita ai, rap jongjong ma pagori ni Kuria in ibobahon pandita mantonggohon galangan minggu ai Ambah ni ai, botul ma ai huahap gareja Indonesia, ai sungkup masam ni suku bangsa ijai: Jawa, Madura, Sunda, Ambon, Minahasa, Batak pe homa dong. Doding koor pe homa jenges tumang. Durung-durung seng itingting. Hunjai hutimbang seng masungkuntu sidea (Kristen) bani galanganni (na binere bani harajaon ni Naibata).

Halak Simalungun i Surabaya
Bani zaman Jopan pe dong ma namin hita i Surabaya, ai ma Dokter (arts) Jasamen Saragih, na matei ijondi sanggah parmasuk ni Bulanda dohorhon Berastagi. Dokah hunonoi gedung parsikolahanni ai, songon lansat ni nipi mando. Nuan lambin buei ma hita ijai: Sdr. Wismar Damanik, Wisman Sinaga, Jakuliman Damanik, Jasadin Saragih, Indralela Damanik, Jasmen Saragih, pnl., deba ma ai na dob marhorja, deba marsikolah. Anggo kota ai borsih torihon, dearhonsi homa parranggou ni jolma, sonang mardalan-dalan age marmotor, seng songon lutu ni Jakarta.

Tanoman ni halak Simalungun i Malang
Hira 90 Km do daoh ni Malang hun Surabaya dompak dangsina. Na marsikolah (Bertur) do i Malang ijia 4 halak Simalungun. Sada humbani sidea, ai ma Jamaruli Sinaga, na matei sompong bani ari12 September 1949. Seng torang atap sonaha parmateini, ai ibagas bah Kali Berantas do dapot mayatni, anjaha ikubur i Malang. Marhitei partolongan ni Tuan J. Damanik laho do hanami mangindahi kuburan ai. Dob dapot mandur kuburan ai taridah ma bani registerni: Jamaruli Sinaga, matei 12-9-1949, reg. no. 6466, ilambung ni kuburan ni Mv. G.Y.B. Pompe no. 6503 na dob marsimin. Dob dapot mabangor do uhur, torus ma ipasamotkon borsih. Salpu ai mulak ma hanami. Ninuhur ni Tuan J. Damanik bahenonni do use siminni, domma marsahap ia pakon Sdr. A. Said mandur ai, Jl Sukun 38 Malang.

Ia hasoman ni Jamaruli ondi marsikolah saud do tammat, ai ma Bandaralam Purba, Omsah Sinaga, Lenta Sinaga, domma marhorja bei sidea.

Mamongkot Toko Buku Fasco Surabaya
Ompat rumah do romban bagian ni Fasco i Surabaya bani Jl na ramei Kaliasin, Ianan ni Toko Buku on pe ijai do no. 79. Domma iugaskon hinan pajagarhon ampa mangatur Toko Buku ai, domma homa iatur sagala buku hinaluarhon ni Fasco bani ianan na markasa. Sonai homa ipatidak ijai pagaya ni badan ni jolma sipakeion bani parlajaran ni doktor, na marrupa-rupa. Dob dapot panorang pukul 7 bodari ni 4 April 1955 in, marrohan ma tamuei hu rumah (no. 85) irik ialo-alo Tuan pakon Nyonya J. Damanik, dob minum-minum ibobahon ma hu Toko Buku ai, masuk ma sagala undangan, manonggor Toko Buku ai. Agu do na roh ai, dong silopak mata, Tionghoa pe, Indonesia, bapa-bapa ni pendidikan i Jawa Timur. Dokah do hulowot jolma ai ibagas Toko Buku na lumbang in. Ijon pe iulaki do ibere minum pakon kueh-kueh. Malas do uhur ni tamuei in hudidah. Marsahap do homa Tuan J. Damanik patorangkon pardong ni Toko Buku in pakon tujuanni i Jawa Timur manolong oendidikan. Dob loja bei mamareksai, marmulakan ma tamuei in.

Surabaya-Jogya.
Halani domma markapal terbang ahu hun Jakarta hu Surabaya, ninuhurhu markareta apuy ma laho mulak tiba Jogya, sonai ma riah pakon Tuan J. Damanik, ase dapot naidah hun kareta apuy dohor pardong ni nagori in. Kareta ekspres do on anjaha na baru. I klas II do hanami pako si Erli br Manik. Pukul 5.45 ma misir ari 5/4 ’55.

Sonang tumang anjaha dear, jenges ianan. ‘Kareta api dingin’ nini halak. Tongon borgoh torus naahap marbaju hapal do diri, ai sedo songon na biasa apuy na marsoban padalankon, minak do. Seng homa sompong ijatahon, seng naahap mungkah mardalan.
Juma omei do tong na bolag naidah, mambuat omei ma homa sibuenan. Mangotam sidea marurup-urup do ra 20-50 halak. Naidah ma homa ganjang ma tampang sisuldokon irik. Mintor itinggala ma pambuatan omei in, ase mintor isuan. Ase seng holang omei hape i juma ni sidea.

Ambah ni juma omei juma tobu pe bolag do. Halani untungan do ai ase omei gan. Tobu ni sidea ai songon tolong do etekni 11/2 sibar jolma ganjangni, marbunga ma, laho tongka ma buaton. Motor do manaruhi tobu ai hu pabrik gula. Paruma do simada kobun tobu ai, tapi simada pabrik halak Aropah do ope. Sibuenan kobun tobu ai dohorhon Solo pakon Jogya do.

Halani ekspres do dalannami ai, kota na banggal do hansa isinggahi. Pukul 8.30 das i Madiun, pukul 9.45 i surakarta (Solo), pukul 10.45 das ma i Jogya. Torus ma langkahku hu rumah ni Urahman Purba, Jl Merapi 1 Jogya. Malas anjaha songgot uhur sidea boi ahu singgah. Urahman on laho tammat ma i Sikolah Theologia Jogya.

Yogya.
Daoh ma hudidah roh rameini kota on marimbang na hubontas on tahun 1950. Ijon pe dob ibotoh hasoman Simalungun ahu roh, marrohan di sidea anjaha marbuali pasal hita, ai ma Edison Sinaga pnl. Ahu pe malas uhurhu. Dua borngin hinan do namin padan ahu i Jogya, mulak ma hu Jakarta, tapi halani maseda dalan ni kareta apuy dohorhon Gombong, mulak hun stasion do ahu ari Kamis 7/4 ’55. Halani pardingatan parmatei ni Tuhan Yesus 8/4 ’55 marpesta i Jogya mando ahu. Dua hali masuk do hanami i gareja HKBP Jogya. Dong ma garejanta HKBP ijai gareja sandiri, gareja ni Bulanda hinan do ai ibere bani HKBP laho salosei ma utang ni gareja ai. Malas uhur.

Film Bibel, Majalah Theologia.
Laho do hanami marsahapi pakon Rektor ni Sikolah Theologia ai. Ipatidak do Majalah Theologia, hinaluarhon ni sidea, na patut huahap dong bani na mambobahon (parhorja) ni Kuria i Simalungun, sonai homa majalah ‘Perkembangan Rohani’ na hinaluarhon ni gareja Tionghoa Jawa Tengah, ai pe dear huahap isini.

Salpu parsahapan ai laho ma hanami manonton Film Bibel na ipatuduhkon bani sada ianan i Sikolah Theologia ai. Partubuh ni si Yohannes Pandidi das bani horjani (parambilanonni) rossi parmateini ipatidak. Pori tarboli Kurianta parugas sisonai, dear tumang mangajari Sekolah Minggu, sonai namin parguru tardidi pakon parguru haporsayaon. Pakeion ni PSK, Kongsi Laita pakon NKPS ma namin, tontu podas siat bani na mangidahsi.

Jogya-Jakarta
Sahali on naik ‘Sneltrein’ do ahu, domma dear dalan ni kareta apuy in use. Pukul 7 misir ma hun Jogya, itaruhkon hasomanta na i Jogya. Dos do pakon ekspres, ai do hansa ubahni, buenan stasion itului marimbang ekspres. Parjumaon naidah i dalan in, tong do songon na hun Surabaya-Jogya. Seng dong be tanoh na so ihorjahon das hu raboyon ni dolog-dolog na buei in. Tarsingat do hubagas uhurhu bolag ni tanohta na so ihorjahon ope, buei ni galunggung na halong, i Jawa seng dong be galunggung. Patut do buei na hun Jawa roh hu Sumatera Timur hape. Lobih 10 jam ibagas karena apuy, ai pukul 5.30 pe das i Stasion Gambir. Domma roh motor isuruh Tuan J. Damanik mangalop. Sonai homa na hun Kebayoran mangalo-alo. Dob singgah tongkin hu Jl. Dempo 13, torus ma hu Kebayoran, domma loja hundul, ase pahosahkon use.

Pesta Parpuho ni Tuhan Yesus i HKBP Kebayoran
Marpesta i Kebayoran do ahu bani pardingatan parpuho ni Tuhanta. Marlahei do uhur bani parroh ni hasoman bani pesta in, marimbang buei ni pagori ni HKBP i Kebayoran. Na longang ahu, roh ma tingting mangkatahon ‘seng marpesta hita patar’, nini. Somalni bani HKBP ipestahon do dua ari pesta na 3 on: partubuh, parpuho pakon parroh ni Tonduy na Pansing. Nihurhu anggo sonai ibahen Kristen ra do use lang iakui Pamarentah ari bosar Kristen pesta II ai. Hupapangkei bani HKBP i Jakarta pe gan sonai do. Atap sonai do ganup i Jawa seng hubotoh.
Pasal duit namin gogoh do Kuria on, domma dapot sidea tanoh pargarejaan, dong ma gan tumpu duit sidea bani Kas gareja Rp 30.000.-

Konperensi Asia Afrika
Songon binotohta rombang na martumpu do i Indonesia on (Bandung) bani ari 18-24 April 1955 utusan ni 29 Negara na hun Asia on pakon Afrika. Ibagas na saminggu in, sai hutangihon do bani radio barita na masa i Konperensi ai hun Bandung.
Humbani paima masa konperesi ai, ..... (lang tarbasa)... ma na banggal-banggal ni Indonesia on mangugaskon na porlu bani na martumpu ai, ai marribu do na roh ai, gari parsurat kabar tumang na hun luar pakon dalam negeri dong 500 halak: mangalo-alo sagala tamuei, dalan laho hu Bandung, sipanganon, parbornginan, parrungguan, keamanan, pnl.

Marhiteihon partumpuan (na boi martumpu) ai ijon sagala utusan ai, lambin roh tunggungni ma Indonesia on. Ambahni ai humbanta do Ketua Konferensi ampa piga-piga Ketua ni Seksi.

Lang tartimbang hita bagas damok ni guna ni Konperesi ai, tapi anggo humpul ma sisada haporluan, sai dapot do nidokni hata on: Mata marsihirdopan, uhur marsiantusan.

On do na binotohta: Hata ni surat-surat kabar na ijon sonai na hun luar negeri, mamuji do bani torsa ni konperensi ai pakon dear ni asilni, kerjasama bani piga-piga lapangan, anjaha marsinta damei i dunia on.
Tontu rap marmalas ni uhur hita rombang pasal in.

Halak Simalungun pakon nagorini, sapari, nuanon pakon hunjon hujanan.
Bani ari Minggu 20/11 ’55 dob salpu partonggoan i Ch.HBS Jl Diponegoro 82, nasahapkon do on bani 48 na roh, dokahni + 1 jam (pukul 1-2).
Simalungun sapari: songon goranni ma daini, lungun, ranggou-ranggou jolma, ranggou huta, bolag tanoh na so hinorjahon. Sombuh do homa jolma, halani sai masa munsuh pabolah (perang saudara) dalahi hu parmunsuhan, naboru pe patorsa juma anggap, juma tolongan ase dong balanja hu parmunsuhan, uhur-uhur ni na banggal ma bani na malumat, dong deba huparjualan.

Pardomuan ni Simalungun pakon bangsa legan. Bani tahun 1903 roh ma tuan Pandita Jorman hu Simalungun: P. Raya, P. Bandar, Purbasaribu pakon Sisiak (Parapat nuan). Bani tahun 1904, roh Pamarentah Bulanda marpadan pakon raja-raja Simalungun. Ipungkah tuan pandita ma parsikolahan, iparontihon Pamarentah Bulanda ma parjabolonan.

Hasolukan tanoh Simalungun. Girah do namin tarahap bani deba halak simalungun na dob hona soluk sidea age hata pakon adat pe, ai hata Toba do ipakei i Simalungun i Sikolah age i gareja ronsi tahun 1928. Bani tahun ai ma tarhatahon bona ni parpuhoon ni Simalungun manramotkon hatani pakon adatni. Ipajongjong ma sada Comite Na Ra Marpodah, na manrokam buku-buku sikolah ampa buku-buku Kuria ibagas sahap Simalungun, ihaluarhon ma homa surat kabar Sinalsal (1930-1940) i P. Raya.
Ibagas na piga-piga puluh tahun parpudi on marbois gogoh ma halak Simalungun pasikolahkon niombahni, sonai homa age dakdanak in marompot ma sihol marsikolah. Tapi age pe marsikolah homa naboru, tadingan ope, ai marsikolah pe deba dalahi 1904, anggo naboru bani ujung ni tahun 1915 dong mamungkah marsikolah. Marmalu ma namatua: bois ni jambulan jinujung asal pasikolahkon niombah, ai tarbogei ma itaur-taurhon halak ‘Pemuda harapan bangsa’.

Sonaha ma nuan in? Marsikolahi ma marompot anak in (boru sada-sada ope) das hu darat ni Simalungun: Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya. Deba domma marhorja (marpansarian). Dong do nuan parmaraan na so niahapkon:
1) Itadingkon urangtuani, gabe ihalupahon use.
2) Itadingkon hatani, adatni, ijalo adat pakon hata na legan.
3) Itadingkon boru tulangni, gabe tading botouni. Toruhtu do boru Simalungun, nini anak Simalungun deba, gabe ibuat boru legan. Anggo sonai uhur ni Simalungun ganup, boru na tading in bani hamajuon lanjar tading ma. Hita do hansa patorsa hita.
4) Itadingkon tanohni, uratni, lambin merung, lambin isoluk halak. Lang dong usaha patorsa ai.

Sonaha do nani use? Anggo lang rap manjaga hita, sasap ma holi Simalungunta ai na dob iparjuangkon nalobeita. Jagaonta do goran na dear ai, pemuda harapan bangsa, ulang pemuda pasurut bangsa. Ondos bani nasiam sundut (generasi) baru on ma pasal on. Nasiam parsikolah in ma hutuk pujion pasal in!